Teknik Encoding Sebagai Pendeteksi Error

Senin, 17 Januari 2011

Teknik Encoding
1. Ketentuan Teknik Encoding
a. Unipolar
• Semua elemen-elemen sinyal dalam bentuk yang sama (semua + atau - )
b. Polar
• satu pernyataan logika dinyatakan oleh level voltase positif dan sebaliknya oleh level voltase negatif
c. Rate Data suatu sinyal
• Rate data yg ditransmisikan dan ditunjukkan dalam bit per detik
d. Durasi atau panjang suatu bit
• Waktu yang dibutuhkan pemancar untuk memancarkan bit
 Rate data R maka durasi bit adalah 1/R
e. Rate modulasi
• Rate dimana level sinyal berubah
• Diukur dalam bentuk baud yaitu elemen-elemen sinyal per detik
f. Tanda (Mark) dan ruang (Space)
• Biner 1 dan biner 0 berturut-turut
2. Perbandingan pola encoding
a. Pendeteksian error
• Dgn skema pengkodean sinyal scr fisik dpt mendeteksi error dgn lbh cepat
b. Interferensi sinyal dan kekebalan terhadap noise
• Beberapa kode tertentu menunjukkan kinerja yg sgt baik dlm mengatasi noise
c. Harga dan Kelengkapan
• Rating sinyal yang lebih tinggi(seperti kecepatan data) menyebabkan harga semakin tinggi
• Beberapa kode membutuhkan rate sinyal ternyata lbhbesar dibanding rate data aktual
3. Pola-Pola Encoding
a. Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)
• Adalah kode-kode yg sering digunakan utk membangkitkan atau mengartikan data digital melalui terminal atau perangkat-perangkat lain
• Dua tegangan yang berbeda untuk 2 digit biner
• Tegangan konstan selama interval bit
• Tidak ada transisi yaitu tidak kembali ke level voltase nol
Contoh:
Ketiadaan voltase dpt digunakan utk menampilkan biner 0 dan voltase positif konstan utk menampilkan nilai biner 1.
b. Nonreturn to Zero Inverted (NRZI)
• Mempertahankan pulsa voltase konstan utk durasi waktu bit
• Data2 itu sendiri ditandai saat kehadiran atau ketidakhadiran transisi pada permulaan waktu bit
• Adanya transisi (dari rendah ke tinggi atau tinggi ke rendah) pada permulaan waktu bit menunjukkan biner 1 utk bit waktu tsb
• Tidak ada transisi yg menunjukkan biner 0
• Adalah contoh encoding differential, yakni informasi yang ditransmisikan lebih ditujukan pada pengertian susunan simbol-simbol data yg berurutan dibandingkan dg elemen-elemen sinyal itu sendiri.

c. B8ZS
• Penggantian Bipolar With 8 Zeros
• Skema pengkodean didasarkan pada bipolar-AMI
• Kekurangan kode AMI adalah string panjang nol bisa menyebabkan hilangnya singkronisasi. Utk itu terdapat aturan :
 Jika octet pada semua zero dan pulsa terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode positif sebagai 000+-0-+
 Jika octet pada semua zero dan pulsa terakhir tegangan yang terdahulu adalah encode negatif sebagai 000-+0+-
• Teknik ini memaksa dua kode pelanggaran pada kode AMI
• Receiver mendeteksi dan menerjemahkan seperti octed pada semua zero
d. HDB3
• Kepadatan tinggi Bipolar 3 Zeros
• Didasarkan pada bipolar-AMI
• String pada empat zero digantikan dengan satu atau dua pulsa

http://mzaidharitsah.blogspot.com/2009/05/teknik-encoding.html
http://telecom.ee.itb.ac.id/~hend/.../05-SignalEncodingTechniquesInd.ppt
http://journal.amikom.ac.id/index.php/KIDA/article/view/4649





0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Wahyuni Eka Sari. Diberdayakan oleh Blogger.

What's Up Bebh??